Micro Teaching Prodi Pendidikan Guru MI Fakultas Studi Islam UNISKA MAB

Berita

Hari rabu, 18 Juli 2018, program studi Pendidikan Guru MI mengadakan Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Micro Teaching.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ibu Galuh Nasrullah (Dekan FSI), Bapak Parman Kamaruddin (WD1 FSI), Bapak H. Abdul Hafiz (WD3), Bapak Barsihanor (Kaprodi PGMI), dan para dosen PGMI.

Dalam sambutannya, Bapak H.Abdul Hafiz menyampaikan bahwa kegiatan tersebut sebuah simulasi yang merupakan tindak lanjut dari teori-teori pendidikan yang didapat mahasiswa di perkuliahan.

Kaprodi PGMI Barsihanor juga menambahkan bahwa ketika mahasiswa terjun ke sekolah, sudah semestinya mereka menguasai teori-teori pendidikan yang didapatkan di bangku kuliah. Dan Micro Teaching ini adalah praktek kecil untuk nanti terjun langung ke MI/SD. Setidaknya mahasiswa harus punya bekal. “Setidaknya kalian bisa kenyang dengan bekal tersebut” ujar beliau.

Ibu Galuh Nasrullah selaku Dekan Fakultas Studi Islam dalam sambutannya mengingatkan kepada para mahasiswa PGMI bahwa mahasiswa yang sudah semester akhir ituĀ ibarat buah yang sudah matang, tinggal dipetik saja lagi. Dan yang mengetahui kematangan itu adalah diri mahasiswa itu sendiri. “Oleh karenanya, alangkah baiknya saat ini Anda mengevaluasi pada diri sendiri apa yang kurang dan selanjutnya diperbaiki dengan membaca atau bertanya kepada Dosen. Kalian pasti menjadi sorotan. Kegiatan kalian sudah diketahui orang lewat media sosial, sehingga jangan sampai ekspektasi masyarakat berbeda dengan kenyataannya.”, beliau berujar.

Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan praktik mengajar oleh mahasiswa. Jumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 20 orang yang dibagi ke dalam 3 kelompok. Dan masing-masing kelompok didampingi oleh 2 orang dosen yang menjadi supervisor.

Masing-masing mahasiswa praktikan mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan mereka tampilkan di depan supervisor. Mereka sudah mempersiapkan materi, RPP, maupun media yang akan digunakan. Adapun kurikulum pembelajaran yang digunakan adalah Kurikulum 2013 (K13), dan media yang digunakan diutamakan media yang tidak berbasis ICT untuk menghindari lampu padam dan untuk mengantisipasi di sekolah praktik nanti, karena tidak semua sekolah memiliki sumber daya yang memadai. Namun terdapat mahasiswa yang mengkombinasikan antara media ICT dan non-ICT, misal dengan membuat media dari kain flanel atau menghadirkan model yang diilustrasikan oleh mahasiswa sendiri.*

 

Tinggalkan Balasan